Jumat, 30 September 2011

Studi Keanekaragaman Anggrek Epifit di Hutan Jobolarangan

http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0202/D0202pdf/D020205.pdf


review:
Berdasarkan keilmuan ekologi penelitian ini termasuk penelitian berbasis  Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Penelitian bertujuan mengidentifikasi karakter dan morfologi species anggrek epifit di hutan jambolaran.
 Dari hasil penelitian bahwa Hutan Jobolarangan terletak di ketinggian 1773 sampai 2298 m dpl, dengan temperatur rata-rata pada siang hari 19,5°C. Hutan di bagian bawah merupakan hutan tanaman industri, sedangkan hutan di bagian tengah dan atas merupakan hutan alami yang cocok bagi pertumbuhan anggrek epifit. 
Pada penelitian ini diperoleh 11 spesies anggrek epifit yaitu: Bulbophyllum bakhuizenii Stenn.,  Coelogyne miniata  Lindl.,  Coelogyne rochussenii  de Vr.,  Dendrobium bigibbum Lindl.,  Dendrochilum longifolium, Eria bogoriensis  J.J.S.,  Liparis caespitosa  (Thou.) Lindl.,  Liparis pallida  (Bl.) Lindl.,  Pholidota globosa  (Bl.) Lindl.,  Polystachya flavescens (Bl.) J.J.S., dan Trichoglottis sp.

Jadi dapat di simpulkan bahwa penelitian ini berbasis autekologi karena penelitian ini mengidentifikasi karakter dan morfologi dari species anggrek epifit pada lingkungan hutan jambolaran.



2 komentar:

  1. apakah hanya angrek epifit saja yang bisa tumbuh dilingkungan ini ???

    BalasHapus
  2. @aziza: pada penelitian ini hanya berfokus pada keadaan morfologi dan karakteristik species anggrek efifit, sehingga pada penelitian ini tidak mencantumkan jenis organisme lain yang dapt tumbuh di daerah hutan jabolaran.

    BalasHapus